بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ مُحَمَّدٍ.
Segala Puji hanya bagi Allah SWT, Sholawat serta salaam kami panjatkan untuk junjungan alam, RasuluLlah ﷺ.
اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْ
Beberapa waktu lalu, kami sekeluarga dapat menjalankan rangkaian ibadah haji dari Bangkok, Thailand. Banyak pertanyaan-pertanyaah yang datang kepada kami, "gimana caranya", "koq bisa?", "dapat kuota ya?"
Kami paham memang di Indonesia, butuh waktu beberapa tahun untuk bisa berangkat Haji. Alhamdulillah kami dapat berangkat dengan waktu menunggu kira-kira satu tahun.
Rentang waktu satu tahun karena begitu kami pindah ke Bangkok dan saat membayar zakat via KBRI di tahun sebelumnya, kami bertanya mengenai keberangkatan haji dari Thailand. Islam di Thailand adalah minoritas dan informasi yang kami dapat saat itu, kuota haji Thailand tidak pernah penuh (diamini oleh saudara kami jemaah haji dari Pattani - Pattani adalah wilayah bagian Selatan di Thailand di mana mayoritas penduduknya adalah Muslim).
Kami mendapat panggilan waktu di tahun pertama. Saat itu kami ditelpon setelah melakukan vaksin covid19 ke-4. Kami diminta untuk menyerahkan Passpor untuk verifikasi pendaftaran haji tahun 1443H. QadaruLlah, kami belum siap saat itu. Kami baru pindah dan setelah kami berdiskusi dengan istri, kami putuskan untuk mendaftar haji tahun depan. Sejak saat itu kami berusaha mampukan diri kami, dari sisi spiritual dan sisi materi. Sampai alhamduliLlah, Allah cukupkan dan mampukan kami sekeluarga untuk berangkat Haji di tahun berikutnya. Masya Allah.
Proses haji sebagai Resident di Thailand ternyata berbeda dengan haji regular atau plus saudara-saudara kami di sini. Kami tidak termasuk ke dalam kuota yang disiapkan oleh pemerintah Thailand. Kami orang-orang Indonesia berangkat haji melalui undangan, dengan visa mujamalah. Jadi kalau di Indonesia mungkin bisa dibilang seperti Furoda. Visa yang sama digunakan oleh kawan kami yang berangkat melalui Haji Furoda dari Indonesia.
Perlakuan yang kami dapatkan sama saja seperti jamaah lain ketika di Tanah Suci, Berbeda hanya waktu pemberangkatan, disesuaikan dengan kesiapan Visa (kejadian menarik terkait Visa saya yang datang ketika pemberangkatan akan dibahas di sesi berikutnya إِنْ شَاءَ ٱللَّٰهُ).
Yang kami lakukan adalah mendaftarkan diri kami melalui Pak Sulaeman (staff di KBRI). Pak Sulaeman adalah sukarelawan yang membantu kami mengkoordinasi komunikasi kami dengan pihak travel, termasuk untuk mengumpulkan passpor dan menyerahkan ke travel agent. Travel agent yang mensupport kami adalah Shareef1400. Kami melalui koordinator berkoordinasi dengan pihak travel untuk proses aplikasi Visa. Passport diserahkan melalui pihak koordinator sekitar satu bulan sebelum keberangkatan. Kami diminta serahkan softcopy Passport, Visa Resident, Buku Nikah, Working Permit dan Pas Photo, pada tanggal 17 Mei 2023. Minggu berikutnya kami menyerahkan semua dokumen asli langsung ke pihak koordinator (23 Mei 2023). Sampai kami mendapat konfirmasi bahwa semua OK dari pihak kedutaan Saudi pada tanggal 31 Mei 2023.
Pada tahun sebelumnya, ada peraturan bahwa anak di bawah 15 tahun belum boleh berangkat haji. Kami sempat juga beberapa kali berdiskusi dengan pihak koordinator dan Travel bahwa di website, haji bisa dilakukan termasuk anak2 di bawah 15 tahun (https://www.dhakatribune.com/bangladesh/2023/03/20/no-age-limit-for-hajj-pilgrims-this-year dan website ministry of Hajj Saudi). Kami meminta tolong untuk dicoba dulu dengan menyerahkan dokumen kami dan anak-anak, andaikan anak-anak belum bisa berangkat, kami ikhlas. Alhamdulillah, pada tanggal 31 Mei tersebut, semua passport termasuk anak-anak terkonfirmasi dapat berangkat Haji. Masya Allah, Allahu Akbar!
Banyak sekali hal yang kami dapat dari keberangkatan kali ini. Insya Allah akan kami bahas di blog berikutnya :)
Photo kami sekeluarga diambil di depan Masjid Nabawi, Madinah, Minggu 9 Juli 2023. AlhamduliLlah